UNYINNI SE NYANGKUT WAYKERAP UWAT DIJA PUAKHI

Blog ini dimaksudkan guna memperkenalkan pekon waykerap kepada khalayak umum. Dengan sedemikian banyaknya kekayaan alam yang dimiliki pekon Waykerap maka amat disayangkan jika ternyata pekon ini luput dari masyarakat umum.

Kamis, 31 Desember 2009

BERDUKA ATAS WAFATNYA GUSDUR



Innalillahi wa Innailaihi Rojiun. Seluruh warga Pekon Waykerap turut berduka cita atas meninggalnya guru bangsa DR. Abdurrahman Wahid yang merupakan seorang mantan Presiden Republik Indonesia yang ke empat. Cucu dari pendiri NU ini meninggal di RSCM ( Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo ) Jakarta pada hari Rabu 30 Desember 2009 pada pukul 18.45 Wib dikarenakan penyakit komplikasi yang sudah lama dideritanya.

Biografi KH.Abdurrahman Wahid :
Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur menjabat Presiden RI ke-4 mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikarunia empat orang anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari .

Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku. Di samping membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur dan musik. Bahkan Gus Dur, pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika Gus Dur berada di Mesir.

Sepulang dari pengembaraannya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, beliau bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian beliau menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Beliau kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula beliau merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap `menyimpang`-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Beliau juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-`aqdi yang diketuai K.H. As`ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Seringkali pendapatnya berbeda dari pendapat banyak orang.


Kamis, 24 Desember 2009

LYRIC LAGU LAMPUNG

CAPAK CUPUK

Capak cupuk hinji jadi umpama
mak pandai cukup semapu diusaha
mak pandai cukup selagi di dunia

Dang milih guwai dagang astawa tani
sai penting hasil tagan pak jadi kuli
sai penting hasil khadu nantu ulihni

jadi khanno lah puakhi
laluga kham di dunia
najin ngaji mak taji
lupa ngabedak hakhta

Hai-hai capak cupuk

Temondo hani hulun mak nganik kimak usaha
Kicik sai senang hukhikne sangon lapang
mak moneh buyun ki' kham haga ngabinjik
akik sai tekun induh kapan haga ngemik -2X-

Capak cupuk hinji jadi umpama
mak pandai cukup semapu diusaha
mak pandai cukup selagi di dunia

Dang milih guwai dagang astawa tani
sai penting hasil tagan pak jadi kuli
sai penting hasil khadu nantu ulihni

Capak cupuk hinji jadi umpama
mak pandai cukup semapu diusaha
mak pandai cukup selagi di dunia

Dang milih guwai selagi tekak mata
sai penting hasil usaha api juga
sai penting hasil syareat kham dang lupa

Jadi khannolah puakhi laluga kham di dunia
lapah bukhani-khani nyippok hakhungan sia
Hai-hai Capak-cukup

BANJIR LONGSOR SEMAKA

Banjir yang terjadi di Semaka pada Oktober 2009 merupakan banjir yang terparah dalam 30 tahun terakhir.

Akibat banjir bandang dan longsor Minggu (04/10) lalu, dua sungai besar yang mengapit Desa Way Kerap tertutup material longsor. Dua sungai yang tertutup itu adalah Way Kerap dan Way Dakok.

Sungai berkedalaman tiga meter lebih itu tidak berbekas. Akibatnya aliran sungai berpindah dan mengancam permukiman warga. Selain itu, muncul enam aliran sungai kecil baru dari atas bukit.Puluhan warga berusaha membuat tanggul di kedua sisi aliran air agar tidak menerjang rumah mereka.

Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Camat Semaka meminta warga untuk mewaspadai banjir dan longsor susulan. ”Kami meminta warga waspada dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras selama satu hingga tiga jam,” katanya di lokasi bencana.

Sementara itu, material longsor berupa tanah, batu, dan batang pohon masih menutupi tiga desa, yaitu Desa Way Kerap, Sedayu, dan Pardawaras di Kecamatan Semaka.

Empat alat berat yang dikerahkan Dinas Pekerjaan Umum Lampung masih berfokus pada pembersihan meterial yang menutupi Jalan Lintas Barat. Jalan itu tertutup longsor sepanjang lima kilometer lebih.

Petugas mengalami kesulitan menyingkirkan material karena medan yang sangat sulit dan kekurangan pasokan bahan bakar. ”Selain itu, setiap kami berhasil menyingkirkan material, jalan kembali tertutup lumpur karena terjadi longsor susulan,” kata Jonsril Ismi, kepala Seksi Perawatan Jalan Lintas Barat Sumatera di Lampung.

Jonril mengatakan pihaknya harus mewaspadai longsor susulan saat menyingkirkan material tanah dan lumpur dari jalan. Setiap hujan turun, kata dia, empat alat berat berhenti beroperasi dan menyingkir ke tempat yang aman. ”Jangan sampai kami tertimbun longsor susulan,” ujarnya.

Banjir bandang dan longsor yang melanda Kecamatan Semaka Tanggamus akhir pekan lalu menyebabkan empat orang tewas dan dua orang dinyatakan hilang. Sebanyak 1.308 rumah terendam lumpur, 12 rumah rata dengan tanah, 247 rumah rusak berat, serta ratusan hektare sawah, kebun kopi dan cokelat milik warga rusak parah akibat terendam lumpur.